TEMPO.CO, Malang - Bank Indonesia Cabag Malang mendukung pengembangan produksi jamur kancing yang dibudidayakan sekitar 3.000 petani di kawasan Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Pemimpin BI Cabang Malang, Totok Hermiyanto, mengatakan bahwa BI menargetkan peningkatan produksi jamur kancing pada tahun 2012 hingga 1.400 persen dari produksi tahun 2011. Saat ini produksi jamur kancing yang melibatkan 200 petani, bisa menghasilkan 1,5 ton sampai 2 ton per hari. “Dengan melibatkan 3.000 petani, saya optimistis tahun depan produksi meningkat hingga 30 ton per hari,” katanya dalam seminar bertema Pemanfaatan Jamur sebagai Menu Olahan Nikmat dan Bergizi, di Hotel Tugu, Kota Malang, Selasa, 15 November 2011.
Menurut Totok, dengan produksi sebanyak itu, para petani dapat memenuhi permintaan pasar domestik maupun pasar ekspor.
Sementara itu, Ketua Bromo Champ Community (BCC), lembaga swadaya masyarakat pendamping petani Bromo, Totok Supriyadi, mengatakan bahwa jamur kancing Bromo diminati konsumen Jerman, Timur Tengah, dan Amerika Serikat. Volume permintaan sebanyak 30 ton per hari.
Sebanyak 80 persen jamur kancing diserap PT Suryajaya Abadi Perkasa, perusahaan pengolah jamur dan pembuat sosis di Probolinggo. Selebihnya dijual bebas oleh petani untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Probolinggo, Malang, Surabaya, Bali, dan Medan. Dia berharap BI Malang terus aktif berperan mencarikan pasar jamur kancing yang diproduksi petani Bromo.
Untuk mengembangkan pasar jamur kancing, kata Totok, BI Malang menggandeng Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Diharapkan semua anggota PHRI dapat menyerap produksi jamur kancing untuk diolah sebagai bahan menu utama di hotel.
Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2011/11/15/brk,20111115-366743,id.html
Menurut Totok, dengan produksi sebanyak itu, para petani dapat memenuhi permintaan pasar domestik maupun pasar ekspor.
Sementara itu, Ketua Bromo Champ Community (BCC), lembaga swadaya masyarakat pendamping petani Bromo, Totok Supriyadi, mengatakan bahwa jamur kancing Bromo diminati konsumen Jerman, Timur Tengah, dan Amerika Serikat. Volume permintaan sebanyak 30 ton per hari.
Sebanyak 80 persen jamur kancing diserap PT Suryajaya Abadi Perkasa, perusahaan pengolah jamur dan pembuat sosis di Probolinggo. Selebihnya dijual bebas oleh petani untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Probolinggo, Malang, Surabaya, Bali, dan Medan. Dia berharap BI Malang terus aktif berperan mencarikan pasar jamur kancing yang diproduksi petani Bromo.
Untuk mengembangkan pasar jamur kancing, kata Totok, BI Malang menggandeng Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Diharapkan semua anggota PHRI dapat menyerap produksi jamur kancing untuk diolah sebagai bahan menu utama di hotel.
Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2011/11/15/brk,20111115-366743,id.html