LAMPURA-Banyak sekali kegiatan untuk memajukan pertanian di pedesaan, sehingga dapat menumbuhkan prekonomian Desa – desa yang jauh dari pusat kota. Hal ini yang dilakukan Toto (45) salah satu warga Desa Wonomerto Kecamatan Kotabumi Utara Lampung Utara (Lampura) ini membudidayakan tanaman Jamur Tiram, sehingga dapat memberi percontohan kepada masyarakat sekitar untuk menerapkan tanaman yang sama. Sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat.
’’ Saya membudidayakan tanaman jamur tiram ini sudah lebih dari 1 tahun, alhamdulilah mendapatkan keuntungan yang menjanjikan. Selain itu saya memperkenalkan kepada masyarakat sekitar agar melakukan hal yang sama,’’ ujarnya kepada Radar Kotabumi kemarin (16/9).
Dijelaskannya, jamur tiram merupakan tanaman yang berinti. Kehidupan jamur mengambil makanan yang sudah dibuat oleh organisme lain, yang telah mati. Dengan demikian tanaman jamur tiram ini tidak memerlukan pupuk, cukup dengan menyiram 2 kali sehari dan perawatan serta udara yang lembab, maka jamur tumbuh dengan subur.
’’Budidaya jamur tiram menjanjikan. Selain rasanya lezat mengandung gizi yang cukup besar, dan bermanfaat bagi kesehatan manusia, sehingga jamur tiram dapat dianjurkan sebagai bahan makanan bergizi tinggi dalam menu sehari- hari,’’ kata Toto
Lanjutnya, selain rasanya lezat saat di konsumsi, Jamur tiram ini mengandung bebarapa zat Protein, karbohidrat, serat, lemak. Selain kandungan ini, Setiap 100 gr jamur tiram segar ternyata juga mengandung kalori, kalsium, zat besi, dan Vitamin B1, vitamin B2 dan vitamin C, sehingga kandungan senyawa kimia khas jamur tiram berkhasiat mengobati berbagai penyakit manusia seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kelebihan kolesterol, anemia, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan polio dan influenza serta kekurangan gizi. Sehingga diriya mengaku mendapatkan keuntungan berkisar Rp 6 – 7 juta rupiah dari 4000 – 5000 bangklok (tempat tumbuh jamur) selama 6 bulan saat panen.
’’ Jamur tiram merupakan bahan pangan bergizi, berkhasiat obat yang lebih murah dibandingkan obat modern. Secara ekonomis merupakan komoditas yang tinggi harganya dan dapat meningkatkan pendapatan petani serta dapat dijadikan makanan olahan untuk konsumsi dalam upaya peningkatan gizi masyarakat,’’ jelasnya
Dikatakan, membudidayakan jamur jenis ini dapat menggunakan kayu atau serbuk gergaji sebagai media tanamnya. Selain itu, lanjutnya, untuk meningkatkan produksi jamur tiram, maka dalam campuran bahan media tumbuh selain serbuk gergaji sebagai bahan utama, perlu bahan tambahan berupa bekatul dan tepung jagung. Dengan penyesuaian kadar air 60 - 65 %, ditambah air bersih agar jamur dapat tumbuh dan menyerap makanan dengan baik dan memerlukan suhu udara berkisar antara 22 - 28 CC (selsius) dengan kelembaban 60 - 70 % dan pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 - 22 CC.
Untuk mampu meningkatkan pertanian yang ada di desa – desa maka dirinya meminta kepada pemerintah darah melalui dinas/terkait dapat mendukung dan membantu mengadakan sosiaslisasi terhadap warga, sehingga melakukan dan menerapkan tanaman jamur tiram guna meningkatkan prekonomian masyarakat.(ozy/rid)
Sumber: http://www.radarkotabumi.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=8&artid=10371
’’ Saya membudidayakan tanaman jamur tiram ini sudah lebih dari 1 tahun, alhamdulilah mendapatkan keuntungan yang menjanjikan. Selain itu saya memperkenalkan kepada masyarakat sekitar agar melakukan hal yang sama,’’ ujarnya kepada Radar Kotabumi kemarin (16/9).
Dijelaskannya, jamur tiram merupakan tanaman yang berinti. Kehidupan jamur mengambil makanan yang sudah dibuat oleh organisme lain, yang telah mati. Dengan demikian tanaman jamur tiram ini tidak memerlukan pupuk, cukup dengan menyiram 2 kali sehari dan perawatan serta udara yang lembab, maka jamur tumbuh dengan subur.
’’Budidaya jamur tiram menjanjikan. Selain rasanya lezat mengandung gizi yang cukup besar, dan bermanfaat bagi kesehatan manusia, sehingga jamur tiram dapat dianjurkan sebagai bahan makanan bergizi tinggi dalam menu sehari- hari,’’ kata Toto
Lanjutnya, selain rasanya lezat saat di konsumsi, Jamur tiram ini mengandung bebarapa zat Protein, karbohidrat, serat, lemak. Selain kandungan ini, Setiap 100 gr jamur tiram segar ternyata juga mengandung kalori, kalsium, zat besi, dan Vitamin B1, vitamin B2 dan vitamin C, sehingga kandungan senyawa kimia khas jamur tiram berkhasiat mengobati berbagai penyakit manusia seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kelebihan kolesterol, anemia, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan polio dan influenza serta kekurangan gizi. Sehingga diriya mengaku mendapatkan keuntungan berkisar Rp 6 – 7 juta rupiah dari 4000 – 5000 bangklok (tempat tumbuh jamur) selama 6 bulan saat panen.
’’ Jamur tiram merupakan bahan pangan bergizi, berkhasiat obat yang lebih murah dibandingkan obat modern. Secara ekonomis merupakan komoditas yang tinggi harganya dan dapat meningkatkan pendapatan petani serta dapat dijadikan makanan olahan untuk konsumsi dalam upaya peningkatan gizi masyarakat,’’ jelasnya
Dikatakan, membudidayakan jamur jenis ini dapat menggunakan kayu atau serbuk gergaji sebagai media tanamnya. Selain itu, lanjutnya, untuk meningkatkan produksi jamur tiram, maka dalam campuran bahan media tumbuh selain serbuk gergaji sebagai bahan utama, perlu bahan tambahan berupa bekatul dan tepung jagung. Dengan penyesuaian kadar air 60 - 65 %, ditambah air bersih agar jamur dapat tumbuh dan menyerap makanan dengan baik dan memerlukan suhu udara berkisar antara 22 - 28 CC (selsius) dengan kelembaban 60 - 70 % dan pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 - 22 CC.
Untuk mampu meningkatkan pertanian yang ada di desa – desa maka dirinya meminta kepada pemerintah darah melalui dinas/terkait dapat mendukung dan membantu mengadakan sosiaslisasi terhadap warga, sehingga melakukan dan menerapkan tanaman jamur tiram guna meningkatkan prekonomian masyarakat.(ozy/rid)
Sumber: http://www.radarkotabumi.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=8&artid=10371