PURWOREJO (KRjogja.com) - Petani jamur tiram di Kabupaten Purworejo kewalahan memenuhi permintaan konsumen. Masih kecilnya kapasitas produksi membuat petani belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan.
Selain itu, masih sedikit pelaku usaha yang membudidayakan jamur tiram membuat pesanan makin sulit dipenuhi. "Permintaan jamur tiram yang kami budidayakan selalu tinggi, bahkan sampai kewalahan," ujar Banu Sulaksono (38) pembudidaya jamur tiram di RT 1 RW 1 Desa Borokulon Kecamatan Banyuurip Purworejo, kepada KRjogja.com, Jumat (8/4).
Banu kewalahan memenuhi pesanan yang datang lantaran kapasitas produksinya terbatas. Ia hanya memiliki sekitar 1.500 baglog atau media tumbuh jamur yang siap produksi. Setiap hari, budidaya itu mampu menghasilkan sekitar 10 kilogram jamur tiram.
Banu memasarkan jamur tiram hasil budidaya ke pedagang di Pasar Baledono Purworejo. Pedagang menjual jamur tersebut dengan harga Rp 12.500 setiap kilogram. Meski harganya murah, lanjutnya, pembudidaya sudah mendapat keuntungan.
Pelanggan, lanjutnya, juga sudah meminta jamur tiram pesanan beberapa hari sebelum pengiriman. "Mereka berani pesan dulu, saat ini, berapapun produksinya langsung habis terjual," imbuhnya.
Menurutnya, keuntungan lain membudidayakan jamur di Kabupaten Purworejo adalah belum ketatnya persaingan. Ia menghitung, baru sekitar lima petani Purworejo yang membudidayakan jamur tiram dalam skala rumah tangga. Pengusaha jamur tiram hanya bersaing dengan produk asal Magelang dan Kebumen.
"Namun, masih bisa teratasi. Sebab, jamur punya ciri mudah rusak, sehingga jika dibawa perjalanan jauh, kemungkinan tidak akan tahan lama," terangnya. (R-1)
Selain itu, masih sedikit pelaku usaha yang membudidayakan jamur tiram membuat pesanan makin sulit dipenuhi. "Permintaan jamur tiram yang kami budidayakan selalu tinggi, bahkan sampai kewalahan," ujar Banu Sulaksono (38) pembudidaya jamur tiram di RT 1 RW 1 Desa Borokulon Kecamatan Banyuurip Purworejo, kepada KRjogja.com, Jumat (8/4).
Banu kewalahan memenuhi pesanan yang datang lantaran kapasitas produksinya terbatas. Ia hanya memiliki sekitar 1.500 baglog atau media tumbuh jamur yang siap produksi. Setiap hari, budidaya itu mampu menghasilkan sekitar 10 kilogram jamur tiram.
Banu memasarkan jamur tiram hasil budidaya ke pedagang di Pasar Baledono Purworejo. Pedagang menjual jamur tersebut dengan harga Rp 12.500 setiap kilogram. Meski harganya murah, lanjutnya, pembudidaya sudah mendapat keuntungan.
Pelanggan, lanjutnya, juga sudah meminta jamur tiram pesanan beberapa hari sebelum pengiriman. "Mereka berani pesan dulu, saat ini, berapapun produksinya langsung habis terjual," imbuhnya.
Menurutnya, keuntungan lain membudidayakan jamur di Kabupaten Purworejo adalah belum ketatnya persaingan. Ia menghitung, baru sekitar lima petani Purworejo yang membudidayakan jamur tiram dalam skala rumah tangga. Pengusaha jamur tiram hanya bersaing dengan produk asal Magelang dan Kebumen.
"Namun, masih bisa teratasi. Sebab, jamur punya ciri mudah rusak, sehingga jika dibawa perjalanan jauh, kemungkinan tidak akan tahan lama," terangnya. (R-1)