Agaricus blazei Murill (ABM) yang dikenal dengan jamur dewa, merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk obat, misalnya untuk diabet, hipertensi, dan kanker. Jamur dewa mengandung senyawa beta glukan, ergosterol, terpenoid, lectin, dan protein glukan. Senyawa- senyawa ini berpotensi sebagai antikanker. Oleh karenanya perlu dikembangkan untuk pengujiaan kemampuan antikanker ekstrak jamur dewa ini pada sel kanker serviks. Hasilpenelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan khususnya dan masyarakat secara umum dalam alternative dalam pengobatan menggunakan obat tradisional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan antikanker ekstrak jamur dewa pada sel kanker serviks yaitu dengan uji sitotoksitas, uji kinetika prolifersi sel, dan uji apoptosis. Selain itu penelitian ini juga ingin mengetahui bagaimana implikasi hasil penelitian sebagai bahan penyusunan bahan bacaan seri obat tradisional antikanker
Penelitian ini menggunakan rancangan ekperimental. Ekstrak jamur dewa diperoleh dari hasil ekstraksi secara maserasi dan perkolasi dengan pelarut etanol 50%. Konsentrasi yang digunakan 0 µg/ml (kontrol), 200 µg/ml, 400 µg/ml, 600 µg/ml, 800 µg/ml, dan 1000 µg/ml Pengamatan yang dilakukan adalah uji pendahuluan pewarnaan Hematoxilen dan Eosin adalah pengamatan pewaranaan sel yang mengalami pembelahan yang ditandai dengan pemanjangan sel dan jumlah inti sel dalam satu sel. Uji sitotoksik yaitu menggunakan metode MTT assay yang akan mendapatkan nilai IC50. Uji kinetika proliferasi sel (menggunakan uji doubling time) dilakukan dengan menggunakan metode MTT assay dengan perlakuan waktu inkubasi yang berbeda, dibandingkan dengan kontrol sel. Uji apoptosis dilakukan dengan pengecatan akridin-etil bromide (double staining). Pengujian dilakukan pada kultur sel HeLa. Data dianalisis menggunakan Anova dilanjutkan LSD dan Regresi linier untuk mnedapatkan nilai IC50 untuk uji sitotoksik, uji t-test untuk uji kinetika proliferasi sel, dan analisis deskriptif untuj uji pendahuluan pewarnaan H&E dan uji apoptosis
Hasilnya penelitian menunjukkan bahwa ekstrak jamur dewa mempunyai aktivitas dalam penghambatan pertumbuhan sel pada 200 µg/ml, dengan IC50194,44 µg/ml. Ekstrak tersebut juga mampu menurunkan proliferasi sel serta memacu terjadinya apoptosis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrakjamur dewa mempunyai kemampuan sebagai antikanker sel kanker serviks dengan menghambat pembelahan sel dan memacu apoptosis serta dihasilkan buku bacaan seri obat tradisional antikanker.
Bertitik tolak dari penelitian ini, disarankan penelitian lanjutan dengan menggunakan parameter yang lainnya serta dilakukan dengan menggunakan sel kanker sesungguhnya.
Sumber: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/14417
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan antikanker ekstrak jamur dewa pada sel kanker serviks yaitu dengan uji sitotoksitas, uji kinetika prolifersi sel, dan uji apoptosis. Selain itu penelitian ini juga ingin mengetahui bagaimana implikasi hasil penelitian sebagai bahan penyusunan bahan bacaan seri obat tradisional antikanker
Penelitian ini menggunakan rancangan ekperimental. Ekstrak jamur dewa diperoleh dari hasil ekstraksi secara maserasi dan perkolasi dengan pelarut etanol 50%. Konsentrasi yang digunakan 0 µg/ml (kontrol), 200 µg/ml, 400 µg/ml, 600 µg/ml, 800 µg/ml, dan 1000 µg/ml Pengamatan yang dilakukan adalah uji pendahuluan pewarnaan Hematoxilen dan Eosin adalah pengamatan pewaranaan sel yang mengalami pembelahan yang ditandai dengan pemanjangan sel dan jumlah inti sel dalam satu sel. Uji sitotoksik yaitu menggunakan metode MTT assay yang akan mendapatkan nilai IC50. Uji kinetika proliferasi sel (menggunakan uji doubling time) dilakukan dengan menggunakan metode MTT assay dengan perlakuan waktu inkubasi yang berbeda, dibandingkan dengan kontrol sel. Uji apoptosis dilakukan dengan pengecatan akridin-etil bromide (double staining). Pengujian dilakukan pada kultur sel HeLa. Data dianalisis menggunakan Anova dilanjutkan LSD dan Regresi linier untuk mnedapatkan nilai IC50 untuk uji sitotoksik, uji t-test untuk uji kinetika proliferasi sel, dan analisis deskriptif untuj uji pendahuluan pewarnaan H&E dan uji apoptosis
Hasilnya penelitian menunjukkan bahwa ekstrak jamur dewa mempunyai aktivitas dalam penghambatan pertumbuhan sel pada 200 µg/ml, dengan IC50194,44 µg/ml. Ekstrak tersebut juga mampu menurunkan proliferasi sel serta memacu terjadinya apoptosis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrakjamur dewa mempunyai kemampuan sebagai antikanker sel kanker serviks dengan menghambat pembelahan sel dan memacu apoptosis serta dihasilkan buku bacaan seri obat tradisional antikanker.
Bertitik tolak dari penelitian ini, disarankan penelitian lanjutan dengan menggunakan parameter yang lainnya serta dilakukan dengan menggunakan sel kanker sesungguhnya.
Sumber: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/14417